Oleh : Yanuar Rizky

Banyak pihak ramai bicara de-dolarisasi, sebagai eforia menguatnya Rupiah atas US Dolar secara tajam ke 14.600 sebelum cuti bersama, dan perbankan libur kliring.

Itu artinya, sejak tanggal 20-25 April pasar keuangan di Indonesia tutup, US Dolar di paar uang antar bank di Indonesia libur…

Tapi, pasar uang US Dolar di luar sana tidak cuti bersama, dan capture Rupiah lunglai dalam masa cuti bersama, di lantai dansa pasar uang US Dolar

Argumen “eforia BRICS” yang di resonansi dalam berita sebagai daya ungkit de-dolarisasi, bahkan seorang Profesor Manajemen, juga membuat video membahas de-dolarisasi dan diviralkan melalui WA…

Saya rasa, pendapat saya itu ibaratnya terlalu cepat lebaran padahal hilal juga belum ada tanda-tanda gerhana matahari hehe…

Kenapa demikian?

1. Uang sebagai alat transaksi internasional yang dipercaya dalam menjamin DVP (delivery versus payment) itu dirintis oleh Jerman, tahun 1930, ya saat rezim Hitler berkuasa

2. Hitler, dari film dokumenter yang saya tonton, muncul pertama kali tahun 1920, berorasi di sebuah warung kopi, dan berkata flu spanyol 1918-1920 adalah kesempatan Jerman bangkit dari kekalahan perang dunia ke 1 (1914-1918)

3. Hitler bilang dalam terjemahan teks film dokumenter yang saya tonton, Eropa dan sekutunya sedang ditimpa bencana paska flu spanyol, saatnya “make germany great again)

4. Dus, tahun 1930, Hitler juga berkomentar atas crash bursa New York 1929, yang didirikan para saudagar komoditas yang mengadopsi lebih luas bursa amsterdam yang didirikan VOC tahun 1602, yaitu kebutuhan uang untuk jual beli perdagangan

5. Saat itu NYSE, menjadi simbol perdagangam modern, yang menjamin proses perbedaan waktu dan jarak saat barang sampai ke pembeli, maka penjual akan mendapat uang pembayaran, bukan prank

6. Poin no 5 itu dikenal sebagai sistem kliring, penyelesaian dan kustodian

7. Pemerintahan Hitler mengatakan itu saat yang tepat merebut, dan membangun sistem kliring, penyelesaian dan kustodian dalam perdagangan antar negara yang lebih luas, bukan hanya untuk surat berharga.

8. Itulah Bank of Berlin didirikan

9. Banl of Berlin, kemudian atas nama “dunia yang setara” saat Jerman kalah perang diambil alih menjadi Bank of International Settlement (BIS), dengan jualan “setara antar bank sentral anggotanya”.

10 itulah sistem SWIFT, menjadi jembatan penjamin ada barang ada uang

11. Tapi, apakah setara? Tidak lah, karena ada Breton Wood Agreement yang disepakati 44 negara di tahun 1944, yang melahirkan IMF dan Bank Dunia, yang menjadi payung dari sistem di BIS

12. Payungnya apa? Namanya, cadangan devisa IMF yang disebut SDR (Special Drawing Right)

13. Isinya itu US Dolar sebagai pengendali SDR-IMF, sisanua punya sekutunya. Jadi, dunia tidak setara bukan?

14. Itulah kenapa SWIFT menjadikan US Dolar sebagai mata uang jangkar (ruling currency) dari perdagangan antar negara, yang berbeda mata uang.

15. Nah, jernih kita melihat, BRICS ini kan cara pikirnya sama, atau memyaingi SDR-IMF. Apakah itu akan membuat dunia setara? Atau ini perebutan meja bandar

16. Kalau tertarik, saya menulis soal 15 poin itu di tulisan lama saya di blog saya:
http://rizky.elrizky.net/digital-currency-china-upaya-kudeta-senyap-sistem-swift

17. Poin saya, (1) apakah kita ini halu penguatan Rupiah bersandar ke BRICS, sesuai cita-cita dunia setara, non blok yang digagas semagat Konferensi Asia Afrika 1955?; dan atau (2) kita pada dasarnya bingung sendiri dengan kondisi bahwa BRICS adalah cerita lama men-take over sistem BIS, seperti sebelumnya AS dan sekutunya menang perang melakukan hostile take over Bank of Berlin sebagai rampasan peran?

18. Saya rasa ngototnya BRICS, juga tak semudah Rudolfo tuan tanah di telenovela menikahi para wanita anak tuan tanah lainya hehe…. nalar, kubu SDR-IMF pun tak akan dial aja

19. Sampai situ, ngeri-ngeri sedap juga kan sinyal saling ngotot dalam sejarah dunia, melahirkan perang dunia ..

Ya, selamat bertarung para Capres. Yang pasti, saat pasar uang Rupiah libur, dengan mudahnya pula Rupiah langsung menyentuh level 15.000 dari halu gede rasa penguatan 14.600 an saat kita memulai cuti bersama…

Apa solusi kita dalam dunia seperti ini, ya kita tunggu deh kompetisi pilpres yang naik kelas. Bertarung di analisa masalah, dam gagasan besar pemimpin dalam menahkodai kapal dalam gelombang besar “BRICS vs SDR-IMF”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *