Oleh : Bung Dodi

Dalam kehidupan dan era digitalisasi seperti sekarang ini, segala macam alat bantu dalam bentuk teknologi telah memberikan kemudahan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan banyaknya kemudahan-kemudahan tersebut maka aktivitas – aktivitas fisik telah berkurang. Banyak sekali hal-hal yang membantu manusia dalam menjalani kehidupannya.
Manusia tidak perlu banyak repot-repot lagi misalkan untuk membuat makanan, cukup dengan gadget atau smartphone saja maka makanan bisa sudah tersedia.
Membersihkan rumah, menghidupkan lampu rumah, mencuci baju dan pakaian serta mencuci piring dan aktivitas harian lainnya telah bisa digantikan oleh robot.
Bahkan dalam dunia pekerjaan telah banyak pekerjaan-pekerjaan yang mulai digantikan oleh kecerdasan hutan Misalkan seperti presenter TV, Pengerjaan Akuntansi Pembukuan, bahkan Guru dan Fasilitator pada lembaga Pendidikan dan Pelatihan pun telah bisa digantikan oleh kecerdasan buatan ataupun robot.
Hal ini tentu saja membuat manusia menjadi minim bergerak atau melakukan aktivitas-aktivitas fisik dan membuat manusia semakin berjarak satu sama dengan yang lainnya sehingga menimbulkan sifat individualis.
Bila kurang melakukan aktivitas fisik risikonya adalah seperti obesitas, penurunan refleks otot dan kelenturan dan implikasi nya bisa ke mana saja bisa ke darah tinggi,Jantung, Otak maupun Paru – Paru.
Bahkan perkembangan teknologi yang terjadi pada sekarang ini telah mengurangi ruang interaksi antar manusia sehingga sangat sedikit sekali waktu yang dimiliki oleh orang untuk saling bertemu, berbicara maupun berdiskusi secara langsung.
***
Era 70 hingga 90 an sebagian besar profesi antar tetangga Sebqgian besar masih sama misalkan bertani, nelayan, atau buruh pada perusahaan yang sama. Sehingga mereka masih memiliki ruang kumpul bersama, seperti bertemu di tempat kerja atau berkumpul sepulang kerja. Jadi nuansa kekeluargaan dalam masyarakat bisa terbentuk dengan sendirinya.
Dan aktivitas masyarakat Indonesia saat itu (hingga akhir 90 an) masih banyak melakukan aktivitas fisik, sehingga pembentukan kesehatan masyarakat secara kolektif terbentuk dengan sendirinya. Sehingga tanpa investasi yang besar pun pada sektor kesehatan pada zaman itu bukan suatu kendala. Karena pada dasarnya masyarakat kita memang sehat secara alami pada zaman tersebut.
Namun sekarang kondisi kita berbeda, Aktivitas dunia kerja yang berbeda atau profesi yang tidak sama, menjadi penyebab kurangnya interaksi fisik secara langsung antara anggota keluarga maupun tetangga.
Sangat sedikit kesempatan yang masyarakat kita miliki untuk berkumpul bersama. Selain karena pekerjaan dan keadaan juga karena munculnya kemudahan – kemudahan teknologi yang membantu kehidupan sehari-hari.
***
Selain itu proses secara alami dalam masyarakat kita mulai banyak terbentuk pola hidup eklusivitas. Kelompok – Kelompok eksklusif ini terbentuk karena identitas – identitas tertentu yang melatar belakangi. Bisa status sosial, hobi ataupun minat yang sama, Kelompok dan perkumpulan keagamaan hingga paguyuban – paguyuban.
Terbentuknya pola eklusivitas seperti ini tentu saja masih menjadi perdebatan baik dan buruknya. Tapi satu yang bisa di pastikan dan kita jaga bersama sebagai landasan bersama yaitu membentuk keragaman dan inklusivitas dalam masyarakat.
Masyarakat harus dipaksa untuk berkumpul bersama ditengah beragamnya identitas individu yang menyertainya seperti latar belakang status sosial, profesi, suku, budaya bahkan agama.
Olahraga bersama dan Gotong Royong bersama bisa menyatukan antara status ningrat dengan rakyat, menyatukan perbedaan suku, budaya dan agama yang berbeda dalam masyarakat.
Dengan Olahraga bersama selain membentuk tubuh yang sehat dan fisik yang kuat juga menciptakan harmoni kehidupan. Aturan main dalam Olahraga selalu sama dan adil. Perwujudan visi bersama antar kelompok dan tim dan keragaman yang ada dalam masyarakat akan menyatu dengan sendirinya karena bertujuan menuju visi yang sama.
Tidak ada sekat apapun dalam Olahraga. Jadikan Olahraga sebagai kewajiban sebagai mana manusia wajib melaksanakan perintah tuhannya masing-masing.
Investasi dalam pembudayaan olah raga dalam masyarakat akan membentuk negara ini maju dalam dunia Olahraga apapun dengan sendirinya. Pembinaan olah raga dalam semua kelompok usia dari usia dini hingga usia renta akan terbentuk secara alami.
Dengan penyadaran kolektif menjadikan Olahraga sama pentingnya dengan pergi ke pengajian dan menjalani perintah Tuhan YME lebih efektif dan efisien dalam kerangka memajukan dunia Olahraga kita di Indonesia.
Gotong Royong bersama mewujudkan masyarakat yang tanpa sekat dan batas, aturannya sama duduk sama rendah berdiri sama tinggi, susah bersama dipukul bersama. Bahkan seorang ningrat pun melakukan hal yang dilakukan oleh priyayi dalam bergotong Royong.
Dalam bergotong royong menanamkan persaudaraan, yang di langit akan membumi, dan yang dibumi merasakan kehadiran langit disisi mereka yang siap membantu.
Dengan bergotong royong bersama antar kelompok suku, budaya bahkan agama akan berbaur. Mereka memiliki visi dan tujuan yang sama. Membersihkan lingkungan ataupun mewujudkan yang perlukan lingkungan bahkan Gotong Royong juga harus hadir dalam bentuk tolong menolong bersama.
Gotong Royong bukan seremonial belaka, bahkan yang susah sekalipun harus membantu Apalagi yang berkelebihan.
***
Olahraga dan Gotong Royong harus berada pada semua level dan jenjang. Mulai dari level keluarga, RT/ RW, Dusun/ Desa maupun kelurahan, Kabupaten/ Kota dan provinsi serta Negara harus memberikan perhatian.
Olahraga dan Gotong Royong bersama menjadi pembiasaan diatas hukum dan peraturan yang mewajibkan nya.
Pembiasaan Olahraga bukan sekedar kompetisi yang dilakukan sekali waktu saja. Tetapi menjadi kesenangan dan kegemaran masyarakat.
Jika Izin bertanya, kapan anda terakhir kali berolah raga? Berapa lama? Dengan siapa? Apakah masih dengan kelompok eklusif anda?
Karena dengan Olahraga dan Gotong Royong bersama juga bisa menyatukan kita sebagai bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *