Ketika kita berpikir tentang seorang pemimpin yang hebat, kita mungkin memikirkan orang-orang yang memiliki kualitas seperti kepercayaan diri dan kecerdasan.

Perlu diluruskan, terlalu sering kita memuji individu untuk sifat-sifat tertentu sambil mengabaikan “Soft Skill” lain yang menciptakan suasana masyarakat yang sehat dan produktif untuk mewujudkan negara yang Maju dan Berperadaban.

Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui, bahwa perhatian, kerentanan, dan kecerdasan emosional sama pentingnya bagi seorang pemimpin yang ideal dengan pengaruh dan konsistensinya.

Bagaimana jika kita berangan-angan bahwa semakin tinggi seseorang ditempatkan dalam suatu jabatan atau kekuasaan akan bisa semakin rendah hati dalam menjalankannya?

Apa itu kepemimpinan yang rendah hati?

Kerendahan hati dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melihat diri kita apa adanya. Misalnya dalam suatu organisasi, ini berarti kita mengenali kekuatan kita sekaligus memahami kelemahan dan keterbatasan kita.

Menjadi pemimpin yang rendah hati juga berarti Anda memiliki keinginan untuk belajar, memiliki progress, dan kemampuan untuk mendengarkan secara aktif, baik itu kritik atau masukan dari elemen yang dipimpin. Selain itu kita akan terfokus pada kolaborasi di atas segalanya.

Kerendahan hati dapat terwujud dalam berbagai cara, tetapi kesamaan utama pada kebanyakan individu adalah bahwa pemimpin yang rendah hati berfokus pada pertumbuhan dan peningkatan diri. Pemimpin yang rendah hati akan senantiasa berbelas kasih dan tidak enggan untuk melakukan evaluasi.

Mengapa Kepemimpinan yang Rendah Hati itu Penting?

1. Membangun Hubungan Tim

Setiap orang pernah memiliki bos dengan sikap “maha benar”. Perilaku ini tidak hanya dapat menumbuhkan budaya tempat kerja yang beracun, tetapi juga menghambat kerja sama dalam tim. Seorang Presiden yang mempraktikkan kepemimpinan yang rendah hati tidak percaya bahwa Ia lebih baik daripada Menteri-menterinya. Kerendahan hati ini memungkinkan mereka untuk lebih mudah membangun hubungan dengan bawahan dan menginspirasi orang lain untuk membangun hubungan dengan rekan satu tim juga. Ketika tim terhubung, komunikasi terbuka, kepercayaan, dan kesuksesan terjadi secara alami.

2. Menghasilkan Lebih Banyak Produktivitas

Ketika kita memahami kelemahan kita sendiri sebagai seorang pemimpin, kita juga akan lebih bersedia untuk mendelegasikan proyek, memberi, dan menerima feed back. Kita akan memupuk budaya tim yang memotivasi untuk mendorong goals dari suatu kinerja.

Pemimpin yang rendah hati tidak takut membiarkan orang lain melakukan tugas baru. Ia tahu bahwa memberikan kepada tim ruang untuk mempelajari keterampilan baru akan membantu tim dalam jangka panjang.

Ketika seseorang dari tim melihat tugas baru sebagai pengalaman belajar daripada kesempatan untuk gagal, mereka akan bekerja lebih keras dan mencapai tujuan yang ditetapkan dengan lebih cepat.

3. Mendorong Inovasi

Pemimpin yang rendah hati mendorong tim mereka untuk berbicara, menghormati perbedaan pendapat, dan memperjuangkan ide terbaik dalam tim mereka. Tidak masalah apakah ide bagus datang dari tim tingkat senior ataupun junior.

Pemimpin yang rendah hati bersedia memanfaatkan masukan dari semua orang untuk memperjuangkan misi dari kepemimpinannya. Ia mengenali potensi ketika Ia mendapatkan masukan tersebut dan tidak membiarkan egonya untuk menghalangi dalam pengambilan keputusan strategis yang akan menguntungkan khalayak ramai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *