ANALISIS DAN KOMENTAR PERTAMA : PENGGUNAAN TEKS
Dari video di atas, kita dapat menyaksikan bahwa yang tanpa menggunakan teks sama sekali adalah Ganjar Pranowo. Dan pidato Ganjar Pranowo adalah yang paling panjang.
Sangatlah tidak mudah untuk menyampaikan sesuatu yang sangat penting dan dalam suasana yang dapat dikatakan cukup menegangkan untuk menyampaikan pidato yang sangat panjang tanpa menggunakan teks sama sekali.
Bukan hanya diperlukan kecerdasan, terutama kecerdasan lingusitik, kecerdasan untuk merangkai kata-kata, melainkan juga dibutuhkan ketenangan jiwa atau pengendalian emosi untuk menyampaikan pidato yang sangat panjang tersebut tanpa teks.
Dalam perspektif ini, Ganjar Pranowo lebih baik dibandingkan dengan bacapres lainnya.
ANALISIS DAN KOMENTAR KEDUA : PENGGUNAAN DIKSI SUBJEK ATAU KATA GANTI ORANG
Sekali lagi, selain mendengarkan video yang ada di atas, rekan-rekan dapat memperhatikan secara seksama redaksi pidato deklarasai para bacapres pemilu 20224 tersebut pada postingan saya yang berjudul “PIDATO DEKLARASI PARA BACAPRES PEMILU 2024” yang dapat Anda lihat atau KLIK pada link berikut ini : https://maxhendriansahuleka.blogspot.com/2023/06/kompilasi-pidato-para-bacapres-pemilu-2024.html
Pada pidato para bacapres pemilu 2024 tersebut, kita dapat melihat dan mendengar bahwa Prabowo Subianto hanya terdapat kata “SAYA” dalam pidatonya, Anies Baswedan lebih sering menggunakan kata “KAMI”, sedangkan Ganjar Pranowo lebih sering menggunakan kata “KITA”.
Saya menghitung dalam pidatonya Anies Baswedan menggunakan kata “KAMI” sebanyak 10 kali, kata “KITA” sebanyak 6 kali. Dan saya menghitung dalam pidatonya Ganjar Pranowo menggunakan kata “KAMI” sebanyak 5 kali, kata “KITA” sebanyak 10 kali,
Ada yang mau saya garisbawahi dari penggunaan kata ganti orang dalam pidato mereka tersebut, yaitu penempatannya, menempatkan sesuatu pada tempatnya atau porsinya, yaitu kapan harus menggunakan kata “saya”, kapan menggunakan kata “kami” dan kapan menggunakan kata “kita”. Selain itu, penggunaan kata ganti orang mencerminkan mindset seseorang.
Dalam pidatonya, Prabowo Subiyanto hanya menggunakan kata “saya” dan tetap menggunakan kata “saya” untuk sesuatu yang bisa menggunakan kata “kita”. Jadi, Prabowo Subiyanto tetap menggunakan kata “saya” dan menyebut pihak lain di mana sebenarnya dapat menggunakan kata “kita”.
Dalam pidatonya, Anies Baswedan banyak menggunakan kata “kami” untuk yang seharusnya menggunakan kata “saya” karena memang itu konteksnya adalah dirinya secara personal atau individu. Dan di akhir pidatonya, Anies Baswedan menggunakan kata “kami” untuk yang seharusnya menggunakan kata “kita”.
Dalam pidatonya, Ganjar Pranowo sudah cukup baik dalam menggunakan kata ganti orang ini, setidak-tidaknya dibandingkan Anies Baswedan, apalagi jika menimbang Ganjar Pranowo menyampaikan pidatonya tanpa teks di mana tentunya akan lebih sulit dalam menyampaikan apa yang akan disampaikannya.
Dalam perspektif ini, Ganjar Pranowo lebih baik dibandingkan dengan bacapres lainnya.
Demikianlah analisa dan komentar saya atas pidato deklarasi pada Bacapres Pemilu 2024 ini.
Dan masih banyak yang dapat kita analisa dan nilai dari pidato deklarasi para bacapres pemilu 2024 ini. Misalnya, dari gesture atau bahasa tubuh serta mikroekspresinya, apakah menunjukkan kebohongan atau ketidakyakinan dari apa yang disampaikannya.
Mungkin dalam kesempatan lain, saya akan membahas tentang hal ini. Namun demikian, rekan-rekan dapat mempelajari sendiri ilmu membaca seseorang dari gesture atau bahasa tubuh dan mikroekspresinya dari berbagai sumber yang dapat diperoleh dengan sangat mudah.
Salam Cerdas Bernalar dan Beragama,
Max Hendrian Sahuleka