Serial : Pembangunan SDM

Oleh: Bung Dodi (Aktivis/ Pendiri PTIC)

Sekitar 25,87% penduduk Indonesia merupakan generasi milenial atau jika dikalkulasikan lebih kurang sebanyak 69 juta jiwa

Generasi milenial ini berada pada usia produktif. Mereka akan menikah atau beberapa sudah menikah dan memiliki anak usia dini.

Para generasi milenial ini harus diberikan rasa aman dan perlindungan terhadap beban yang mereka hadapi sekarang

Setidaknya ada dua hal yang menjadi konsen mereka yang perlu kita lindungi bersama
1. Memiliki anak
2. Orang tua yang menuju lansia

Data berbicara tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia berada pada usia produktif 20 hingga 30 tahun dan ini berada pada rentang usia generasi milenial saat ini. Jika dijumlahkan tingkat angka pengangguran pada rentang usia ini mendekati persentase 50% dari total jumlah pengangguran yang ada di Indonesia.

Membaca hal tersebut hal ini akan berpengaruh langsung kepada ibu hamil, anak sekolah dasar dan anak usia dini, serta lansia yang terhubung langsung kepada kelompok usia 20 hingga 30 tahun ini.

Generasi ini belum cukup kuat dan mapan untuk menopang generasi yang ada di bawahnya dan generasi yang ada di atasnya. Karena mereka memiliki masalahnya sendiri.

Pemerintah dalam hal ini harus ambil bagian memberikan jaminan dan kepastian kepada ibu hamil, anak sekolah dasar, anak usia dini serta lansia untuk mendapatkan lingkungan hidup yang layak dan makanan bergizi.

Ibu hamil, anak sekolah dasar, anak usia dini serta lansia ini sangat rentan terhadap ancaman eksternal. Mereka tidak memiliki kemampuan dasar yang cukup untuk bertahan hidup jika kebutuhan dasarnya tidak tercukupi seperti sandang, pangan dan papan.

Ibu hamil, anak sekolah dasar, dan anak usia dini nerupakan pondasi masa depan bangsa. Kaum lansia merupakan pahlawan negara yang telah berjuang bersama membangun bangsa.

***

Untuk mendukung gizi anak beberapa pemerintah daerah ada yang telah berupaya dalam bentuk memberikan makanan tambahan pada anak usia sekolah.

Saking  penting nya makanan bergizi ini bagi anak bangsa. Dua mantan presiden indonesia Soekarno dan Soeharto meninggalkan warisan buku masakan.

Sukarno mewariskan buku “Resep Masakan Nusantara: Mustika Rasa”, dan Suharto menerbitkan buku “Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI)”.

Kedua Presiden indonesia ini telah menyadari dari awal pentingnya makan lezat dan bermanfaat. Dan telah menetapkan dasar – dasar dalam pemenuhan gizi bagi anak.

Namun tugas ini belum selesai, masalah stunting masih menghantui negara tercinta ini.

Tugas generasi selanjutnya meneruskan usaha ini dalam aksi nyata dan komitmen bersama. Menjadikan ini sebagai standar minimum yang harus dipenuhi, dan sebagai hak dasar untuk hidup yang wajib setiap anak bangsa peroleh.

***

Fenomena unik pada pola perilaku kaum lanjut usia (lansia) telah terjadi di negara – negara lain. Beberapa negara tersebut berhasil telah mengatasi krisis siklus kehidupan ini, walaupun ada beberapa tantangan yang mereka hadapi.

Kita ambil contoh negara Jepang. Fenomena tingkat kejahatan ringan pada kaum lansia meningkat. Mereka lebih memilih dihukum ringan di penjara karena fasilitas mereka terjamin di sana. Makanan dan tempat tinggal setidaknya terpenuhi.

Sebelum Fenomena ini muncul beberapa tahun mendatang ada baiknya sebagai bangsa kita merencanakan serta mitigasi risiko sedini mungkin.

Mau tidak mau bangsa kita akan mengalami siklus ini. Generasi milenial yang berada pada usia produktif ini suatu saat akan tua. Berikan mereka kepastian, keamanan dan perlindungan karena itu amanat undang – undang. Negara harus hadir dalam setiap kehidupan berbangsa dan bernegara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *